Sabtu, 28 Februari 2009

Stop Global Warming Lewat Tindakan Kecil

Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah pemanasan global (global warming) yang kini tengah ramai dibicarakan. Meningkatnya temperatur atmosfer permukaan bumi akibat global warming berdampak pada sistem pertanian yang banyak bergantung pada musim dan juga menimbulkan berbagai macam penyakit.

Apa yang dimaksud dengan Efek Rumah Kaca?
Bumi kita dilapisi selimut gas yang kerap disebut dengan rumah kaca karena bila dilihat dari udara, bumi tampak dikelilingi gelas kaca. Panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut yang sebagian akan diserap bumi dan sisanya akan dipantulkan kembali ke angkasa sebagai gelombang panjang. Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa, menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi.

Tetapi masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebab-kan peningkatan konsentrasi selimut gas di atmosfer (gas rumah kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi dan gas alam dimana hasil pembakaran itu melepas karbondioksida (CO2), karbon monoksida (CO), gas metana (CH4), dinitro oksida (N2O), chloroflourocarbon (CFC), yang terdiri dari haloflouricarbon (HFC) dan perflourocarbon (PFC) serta sulfur hexaflouride (SF6). Maka, panas matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meingkat pula. Dan semua proses tersebut disebut efek rumah kaca.

Pemasan global yang semakain berbahaya harus segera dicegah, melalui tindakan kecil yang akan dapat membantu bumi. Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk meminimalisasi terbentuknya gas rumah kaca, antara lain:

1. Pilih produk ramah lingkungan

Pilih produk-produk ramah lingkungan, misalnya produk hasil daur ulang seperti kertas daur ulang (menggunakan energi 60% lebih rendah daripada kertas yang diolah dari pohon) atau sabun cuci ramah lingkungan. Caranya dengan memperhatikan logo pada kemasan.
2. Pilih produk yang mengurangi efek rumah kaca

Gunakan produk refrigerant (lemari es) yang tidak mengandung CFC (freon), kompor dengan pembakaran sempurna, seperti Ichi-I Infra Red Stove dan sebisa mungkin gunakan mobil irit BBM dan ramah lingkungan
3. Bawa tas kain sendiri

Sampah plastik amat sulit terurai di alam dan bila dibakar, plastik akan melepas zat racun. Mungkin kita masih sulit say no pada produk berbungkus plastik. Tapi Anda masih bisa mengurangi penggunaan sampah plastik. Caranya, selalu bawa tas kain khusus saat berbelanja
4. Transportasi Hijau

Untuk jarak tidak terlalu jauh, lebih baik jalan kaki atau naik sepeda saja! Atau gunakan kendaraan umum. Maksimalkan kapasitas penumpang mobil Anda. Selain mengurangi kemacetan, ini bisa meminimalkan penggunaan kendaraan, yang berarti menguragi emisi karbondioksida.
5. Tanam Pohon

Pohon dan tanaman adalah pabrik oksigen alami. Jika tiap rumah tangga menanam dua pohon saja, akan memberikan kontribusi besar bagi bumi untuk mengurangi pemanasan global.
6. Matikan perangkat elektronik

Matikan lampu dan ganti bohlam ke jenis lampu CFL karena hemat energi sampai 60%. Cabut semua sambungan listrik dari peralatan elektronik setelah selesai digunakan. Hilangkan kebiasaan meninggalkan dalam keadan stand by.
7. Kurangi pemakaian AC

Cuaca panas membuat jumlah penggunaan AC atau pendingin semakin besar. Padahal dengan desain tertentu, seperti meninggikan langit-langit rumah, dapat membuat sirkulasi udara berjalan lebih baik. Untuk mengurangi pemakaian AC, gunakan kipas atau buka jendela untuk aliran udara.

Ichi-I Infra Red Stove VS Kompor Gas Biasa

Pada kompor gas biasa yang terjadi adalah pembakaran tidak sempurna, dimana pada pembakaran itu tidak semua gas (hampir 1/2 dari gas yang dialirkan terbuang percuma) dapat terbakar. Selain terjadi pemborosan gas, pembakaran tidak sempurna juga mengakibatkan terbentuknya karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NOx). Gas-gas tersebut selain berbahaya bagi kesehatan juga merupakan penyebab efek gas rumah kaca yang dapat berpengaruh langsung terhadap pemanasan global.

Sedangkan modifikasi bentuk alat pembakaran dan piring keramik yang memiliki ribuan lubang pada Ichi-I Infra Red Stove memastikan gas dapat bercampur udara secara sempurna sebelum terjadi pembakaran. Dimana proses pembakaran adalah percampuran gas yang bergerak melalui lubang-lubang piring keramik setelah pembakaran akan disuplai udara lagi, sehingga proses pembakaran berlangsung secara sempurna, sehingga mencegah timbulnya karbon monoksida (CO) dan nitrogen oksida (NOx). Selain itu proses pembakaran yang sempurna dapat menjadikan kompor ini lebih hemat gas (sampai 30%), dan tidak membuat dasar peralatan masak juga perkakas dapur dan lingkungan sekitar karena tidak terbentuk karbon bebas. TIdak hanya hemat gas, Ichi-I Infra Red Stove juga ramah lingkungan.


Stop Global Warming...Mulailah dari diri sendiri..


Kamu ingin melakukan sesuatu untuk membantu menghentikan pemanasan global? Berikut ini adalah 9 hal yang dapat kamu lakukan dan berapa banyak pengeluaran karbon dioksida yang kamu hemat dengan melakukan hal tersebut.


1. Ganti Lampu dirumah kamu

Mengganti sebuah lampu pijar biasa dengan lampu TL akan menghemat pengeluaran 150 pound gas karbon dioksida per tahun


2. Kurangi berkendara motor

Berjalan kaki , bersepeda, atau menggunakan kendaraan umum lebih sering. Kamu akan menghemat pengeluaran 1 pound gas karbon dioksida untuk setiap satu mil berkendara.


3. Lebih banyak mendaur ulang

Kamu dapat menghemat 2400 pound gas karbon dioksida pertahun dengan mendaur ulang setengah dari sampah rumah tanggamu.


4. Periksa ban kendaraan

Dengan menjaga ban kendaraanmu terisi dengan seharusnya dapat mengurangi gas buangan yang dihasilkan lebih dari 3% untuk setiap milnya.


5. Mengurangi penggunaan air panas

Dibutuhkan lebih banyak energi untuk memanaskan air. Dengan mengurangi penggunaan air panas akan menghemat pengeluaran gas karbondioksida sebanyak 350 pound setiap tahunnya.


6. Hindari menggunakan produk yang menghasilkan sampah

Kamu dapat menghemat pengeluaran gas karbondioksida sebanyak 1200 pound gas karbon dioksida dengan mengurangi samapah mu 10%.


7. Sesuaikan thermostat

Naikkan 2 derajat pengatur suhu udara di musim dingin, dan naikkan 2 derajat pengatur suhu udara di musim panas akan menghemat pengeluaran 2000 pound gas dioksida setiap tahunnya.


8. Tanamlah pohon

Sebuah pohon akan menghirup 1 ton gas Carbon dioksida selama hidupnya.


9. Matikan peralatan listrik

Matikan televisimu,DVD player, stereo dan computer ketika tidak dibutuhkan akan menghemat pengeluaran gas karbon dioksida sebanyak ribuan pound setiap tahunnya.

Gimana ???
siap menjadi pembela bumi...??
Let's do it..

Stop Global Warming and Save the Earth

Stop Global Warming From Small Things




DID YOU KNOW THAT .....

1. Tidak menancapkan colokan listrik walaupun ketika alat elektronik itu dimatikan = menghemat 40-50% biaya listrik yang harus anda bayarkan tiap bulannya. Dan berarti pula, mengurangi panas yang timbul dari alat elektronik yang merembet ke pemanasan global.

2. Kantong plastik butuh waktu 1000 tahun untuk terurai di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Sekitar 300 juta buah kantong plastik dibuang tiap tahunnya di Indonesia. Belum lagi yang dibuang di sungai belakang rumah dan tempat2 yang tidak semestinya. Dan 10kg kertas koran yang siap di jual loakan membutuhkan 1 pohon yang butuh waktu 10 tahun untuk jadi besar. Bayangkan yang terjadi dengan ilegal logging. How many trees has been cut down for you? Imagine how they make the world hotter?

3. Ketika kamu membeli 1 liter air mineral di supermarket = beli 5 liter air. Tanya kenapa? Karena di pabrik, untuk mendinginkan botol plastik panas yang baru dicetak, membutuhkan 5 liter air. Kode botol apa yang aman digunakan sebagai botol air? Lihat tanda dibawah botol, cari nomor 2,3 atau 4. Selain nomor-nomor itu, they are not safe, karena sama aja kamu makan plastik!!!!

4. Tissue yang sudah di pakai tidak bisa di recycle. Begitu juga karton-karton yang bekas kena minyak, makanan, kue, minuman. They are only a waste, yang mau tidak mau tanahlah yang harus merecycle. Perkiraan orang memakai tissue 6 lembar sehari, 2.200 lembar setahun. Berarti kira-kira 44 milyar lembar dipakai seluruh Indonesia setahun. Kalau kita menghemat 1 lembar saja tiap hari, berarti kita mengurangi sampah kertas sebanyak 7 milyar setahun... Hebat kan ?

5. Be Green on ATM? Kalau di BCA kan ada yang ambil duit tidak pake receipt atau be samart dengan ransfer lewat internet banking atau mobile banking. 8 milyar kali transaksi di ATM yang mengeluarkan kertas receipt tiap tahun adalah salah satu sumber sampah terbesar didunia. Kalau selama setahun orang transaksi tidak pakai kertas receipt, itu akan menghemat satu roll besar kertas yang bisa buat melingkari garis equator sampe 15 kali. Wow!

6. Minimal punya 2 macam tempat sampah dirumah sehingga bias membantu mengurangi polusi air, udara dan tanah. Pisahkan sampah basah (sisa makanan dan masakan, daun, minuman) dan sampah kering ( botol, plastik, kertas, kaca) Lebih baik lagi untuk memisahkan sampah menurut 4 kelas : - Plastik ( pembungkus makanan, kantong kresek, kantong belanjaan) - Rumah tangga ( tulang ayam, sisa capcay, makanan basi) - Kertas (pembungkus gorengan, popok bayi, tisue yang sudah dipakai) - Buku bekas catatan, kertas-kertas tagihan, koran, kertas iklan sebaiknya disendirikan untuk dijual - Logam (kaleng susu, kaleng makanan) dan kaca. Hanya butuh waktu 2 bulan untuk menjadikan sampah rumah tangga menjadi kompos yang bisa dipakai lagi untuk pupuk tanaman .

7. Polar Bear / Beruang Kutub tidak bisa berenang. Tapi karena global warming di Kutub Utara, mereka harus berenang 30km untuk mencari es tempat berteduh. Watch DISCOVERY CHANNEL : PLANET EARTH. Pasti nangis deh melihat perjuangan seekor beruang kutub yang akhirnya mati karena kelelahan mencari daratan.

Is that the world you will leave for your children? The most important thing, be smart for the sake of our selves! Save the world, save our life, save our children!

Global Warming - Apa dan mengapa?

global_warming.gifSejak dikenalnya ilmu mengenai iklim, para ilmuwan telah mempelajari bahwa ternyata iklim di Bumi selalu berubah. Dari studi tentang jaman es di masa lalu menunjukkan bahwa iklim bisa berubah dengan sendirinya, dan berubah secara radikal. Apa penyebabnya? Meteor jatuh? Variasi panas Matahari? Gunung meletus yang menyebabkan awan asap? Perubahan arah angin akibat perubahan struktur muka Bumi dan arus laut? Atau karena komposisi udara yang berubah? Atau sebab yang lain?

Sampai baru pada abad 19, maka studi mengenai iklim mulai mengetahui tentang kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah kaca, yang bisa mempengaruhi iklim di Bumi. Apa itu gas rumah kaca?

Sebetulnya yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca’, adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka Bumi ini.

Pada sekitar tahun 1820, bapak Fourier menemukan bahwa atmosfer itu sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya Matahari yang masuk ke permukaan Bumi, tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke permukaan Bumi itu bisa dipantulkan keluar, radiasi merah-infra yang seharusnya terpantul terjebak, dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak panas (prinsip rumah kaca).

Tiga puluh tahun kemudian, bapak Tyndall menemukan bahwa tipe-tipe gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah karbon-dioksida dan uap air, dan molekul-molekul tersebut yang akhirnya dinamai sebagai gas rumah kaca, seperti yang kita kenal sekarang. Arrhenius kemudian memperlihatkan bahwa jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur permukaan menjadi sangat signifikan.

Semenjak penemuan Fourier, Tyndall dan Arrhenius tersebut, ilmuwan semakin memahami bagaimana gas rumah kaca menyerap radiasi, memungkinkan membuat perhitungan yang lebih baik untuk menghubungkan konsentrasi gas rumah kaca dan peningkatan Temperatur. Jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatduakan saja, maka temperatur bisa meningkat sampai 1°C.

Tetapi, atmosfer tidaklah sesederhana model perhitungan tersebut, kenyataannya peningkatan temperatur bisa lebih dari 1°C karena ada faktor-faktor seperti, sebut saja, perubahan jumlah awan, pemantulan panas yang berbeda antara daratan dan lautan, perubahan kandungan uap air di udara, perubahan permukaan Bumi, baik karena pembukaan lahan, perubahan permukaan, atau sebab-sebab yang lain, alami maupun karena perbuatan manusia. Bukti-bukti yang ada menunjukkan, atmosfer yang ada menjadi lebih panas, dengan atmosfer menyimpan lebih banyak uap air, dan menyimpan lebih banyak panas, memperkuat pemanasan dari perhitungan standar.

Sejak tahun 2001, studi-studi mengenai dinamika iklim global menunjukkan bahwa paling tidak, dunia telah mengalami pemanasan lebih dari 3°C semenjak jaman pra-industri, itu saja jika bisa menekan konsentrasi gas rumah kaca supaya stabil pada 430 ppm CO2e (ppm = part per million = per satu juta ekivalen CO2 - yang menyatakan rasio jumlah molekul gas CO2 per satu juta udara kering). Yang pasti, sejak 1900, maka Bumi telah mengalami pemanasan sebesar 0,7°C.

Lalu, jika memang terjadi pemanasan, sebagaimana disebut; yang kemudian dikenal sebagai pemanasan global, (atau dalam istilah populer bahasa Inggris, kita sebut sebagai Global Warming): Apakah merupakan fenomena alam yang tidak terhindarkan? Atau ada suatu sebab yang signfikan, sehingga menjadi ‘populer’ seperti sekarang ini? Apakah karena Al Gore dengan filmnya “An Inconvenient Truth” yang mempopulerkan global warming? Tentunya tidak sesederhana itu.

Perlu kerja-sama internasional untuk bisa mengatakan bahwa memang manusia-lah yang menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global. Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007, menunjukkan bahwa secara rata-rata global aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan adanya pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol akibat radiasi Matahari dan keseluruhan permukaan Bumi mempengaruhi keseimbangan energi sistem iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative Forcing sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin (warna merah menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat, dan biru kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusia-lah (antropogenik) yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global (Gb.1).

Hasil perhitungan perkiraan agen pendorong terjadinya pemanasan global dan mekanismenya (kolom satu), berdasarkan pengaruh radiasi (Radiative Forcing), dalam satuan Watt/m^2, untuk sumber antropogenik dan sumber yang lain, tanda merah dan nilai positif dari kolom dua dan tiga  berarti sumbangan pada pemanasan, sedangkan biru adalah efek kebalikannya. Kolom empat menyatakan dampak pada skala geografi, sedangkan kolom kelima menyatakan tingkat pemahaman ilmiah (Level of Scientific Understanding), Sumber: Laporan IPCC, 2007.
Hasil perhitungan perkiraan agen pendorong terjadinya pemanasan global dan mekanismenya (kolom satu), berdasarkan pengaruh radiasi (Radiative Forcing), dalam satuan Watt/m^2, untuk sumber antropogenik dan sumber yang lain, tanda merah dan nilai positif dari kolom dua dan tiga berarti sumbangan pada pemanasan, sedangkan biru adalah efek kebalikannya. Kolom empat menyatakan dampak pada skala geografi, sedangkan kolom kelima menyatakan tingkat pemahaman ilmiah (Level of Scientific Understanding), Sumber: Laporan IPCC, 2007.

Dari gambar terlihat bahwa karbon-dioksida adalah penyumbang utama gas kaca. Dari masa pra-industri yang sebesar 280 ppm menjadi 379 ppm pada tahun 2005. Angka ini melebihi angka alamiah dari studi perubahan iklim dari masa lalu (paleoklimatologi), dimana selama 650 ribu tahun hanya terjadi peningkatan dari 180-300 ppm. Terutama dalam dasawarsa terakhir (1995-2005), tercatat peningkatan konsentrasi karbon-dioksida terbesar pertahun (1,9 ppm per tahun), jauh lebih besar dari pengukuran atmosfer pada tahun 1960, (1.4 ppm per tahun), kendati masih terdapat variasi tahun per tahun.

Sumber terutama peningkatan konsentrasi karbon-dioksida adalah penggunaan bahan bakar fosil, ditambah pengaruh perubahan permukaan tanah (pembukaan lahan, penebangan hutan, pembakaran hutan, mencairnya es). Peningkatan konsentrasi metana (CH4), dari 715 ppb (part per billion= satu per milyar) di jaman pra-industri menjadi 1732 ppb di awal 1990-an, dan 1774 pada tahun 2005. Ini melebihi angka yang berubah secara alamiah selama 650 ribu tahun (320 - 790 ppb). Sumber utama peningkatan metana pertanian dan penggunaan bahan bakar fosil. Konsentrasi nitro-oksida (N2O) dari 270 ppb - 319 ppb pada 2005. Seperti juga penyumbang emisi yang lain, sumber utamanya adalah manusia dari agrikultural. Kombinasi ketiga komponen utama tersebut menjadi penyumbang terbesar pada pemanasan global.

Kontribusi antropogenik pada aerosol (sulfat, karbon organik, karbon hitam, nitrat and debu) memberikan efek mendinginkan, tetapi efeknya masih tidak dominan dibanding terjadinya pemanasan, disamping ketidakpastian perhitungan yang masih sangat besar. Demikian juga dengan perubahan ozon troposper akibat proses kimia pembentukan ozon (nitrogen oksida, karbon monoksida dan hidrokarbon) berkontribusi pada pemanasan global. Kemampuan pemantulan cahaya Matahari (albedo), akibat perubahan permukaan Bumi dan deposisi aerosol karbon hitam dari salju, mengakibatkan perubahan yang bervariasi, dari pendinginan sampai pemanasan. Perubahan dari pancaran sinar Matahari (solar irradiance) tidaklah memberi kontribusi yang besar pada pemanasan global.

Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa memang manusia yang berperanan bagi nasibnya sendiri, karena pemanasan global terjadi akibat perbuatan manusia sendiri. Lalu bagaimana dampak Global Warming bagi kehidupan? Alur waktu prediksi dan dampak dari perspektif sains dapat dibaca pada bagian kedua tulisan ini.